Opini Rakyat Indonesia: pertanian
Tampilkan postingan dengan label pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pertanian. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Oktober 2020

Pasca Banjir Bandang Ratusan Hektar Lahan Pertanian Di Kabupaten Garut Rusak Parah

Poto : Lokasi Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut Jawa Barat

Opini Rakyat.id - Lahan pertanian di Garut Selatan yang terdampak banjir mengalami kerusakan parah

Sebagian diantaranya lahan pertanian rusak karena tersapu air, tanah di lahan pertanian kini tinggal bebatuan cadas. Kondisi ini paling parah terjadi di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut.

Salah satu petani yang lahannya terdampak banjir menyebutkan, akibat bajir lahan pertanian miliknya yang subur hilang terbawa arus.


Tidak hanya tanaman padi, tetapi tanah dan beberapa pohon besar ikut hanyut tersapu banjir, saat ini sawah miliknya menjadi batuan cadas.

“Banjir kali ini yang terparah dibandingkan kejadian yang dua tahun lalu, sektor pertanian cukup terdampak,” ucapnya.

Para petani berharap agar Pemerintah hadir membantu agar sektor pertanian pulih kembali.

Rabu, 23 September 2020

Mentan Syahrul Yasin Lipo Tinjau langsung Pengembangan Proyek Lumbung Pangan atau Food Estate


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Lipo menyebut pengembangan proyek lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Provinsi Sumatra Utara, akan dimulai pada lahan seluas 1.000 Hektare pada tahap awal di Tahun 2020.

Saat mengunjungi kawasan lahan food estate di Desa Ria-Ria, Kabupaten Humbahas, Sumatra Utara beberapa waktu lalu.

Mentan menjelaskan lokasi tersebut akan menjadi percontohan pengembangan lumbung pangan berbasis holikultura seperti tanaman kentang, bawang merah dan bawang putih.

Adapun target total lahan yang akan digarap untuk pengembangan food estate di tiga tahun mendatang adalah 30.000 Hektare.

Proyek food estate ini bertujuan untuk mengoptimalkan lahan-lahan potensial sehingga dapat mendukung peningkatan produksi komuditas pertanian yang nantinya akan berdampak pada peningkatan harga jual di tingkat petani.

Selasa, 22 September 2020

Harga Cengkih Dimasa Pandemi Covid-19 Terjun Bebas

Sebagai salah satu komoditas unggulan di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, panen cengkeh sudah lama ditunggu petani. Namun kali ini, petani kecewa karena panen raya kali ini membuat harga cengke turun tajam

Dibandingkan harga panen tahun sebelumnya, kali ini cengkeh kering harga dibandrol Rp. 48 ribu per kilogram, sedangkan  cengkeh basah hanya Rp. 14 ribu. Tahun-tahun kemarin harga kering mencapai Rp. 100 - 150 ribu, basah 25-38 ribu

Kami berharap agar Pemerintah baik itu Legislatif maupun Eksekutif bisa ambil andil untuk menjaga kestabilan harga cengkeh ini agar para petani tidak menjerit

Kondisi tersebut membuat para petani cengkih mengalami kerugian hingga jutaan rupiah tergantung hasil panennya

Kerugian tersebut terutama karena penjualan hasil panen belum dapat menutup tingginya biaya perawatan tanaman dan biaya petik yang ada.